Articles by "TEKNOLOGI"
Tampilkan postingan dengan label TEKNOLOGI. Tampilkan semua postingan
Protokol adalah bagian yang penting dalam proses pertukaran informasi antar komputer. Protokol sangat berhubungan dengan teknologi informasi dan tidak bisa lepas dari aktifitas di internet.

Pada artikel ini saya akan mencoba membahas mengenai hal-hal apa saja yang perlu Anda ketahui mengenai protokol.

Protokol

Protokol adalah sebuah aturan yang ada pada sebuah jaringan. Aturan ini digunakan untuk mengatur terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan antara dua atau lebih titik komputer. Aturan ini harus dipenuhi oleh pengirim dan penerima agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik.

Dalam arti pengertian yang lain, protokol adalah media yang digunakan untuk menghubungkan pengirim dan penerima. Hubungan ini dalam proses berkomunikasi serta dalam bertukar informasi agar dapat berjalan dengan baik dan akurat.

Dalam ilmu komputer, protokol lebih dikenal dengan nama protokol jaringan.

Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras dan perangkat lunak. Jadi hampir semua komunikasi yang terjadi pada jaringan komputer pasti melibatkan protokol.

Sebagai contoh, seperti orang yang mengirimkan email. Email dalam komputer bisa disebut dengan sebuah data. Sehingga email yang dikirimkan pada seseorang dari komputer satu ke komputer lain sebenarnya adalah pengiriman data.

Setiap orang mengirimkan email, pasti email akan melewati beberapa protokol. Semua protokol  harus dilalui agar email bisa keluar dan diterima komputer lain pada jaringan yang sama atau berbeda.

Sejarah Protokol Komunikasi 

Protokol jaringan sudah dikembangkan sejak awal tahun 1970-an. Pada saat itu protokol masih digunakan untuk menghubungkan beberapa saja. Memasuki tahun 1990-an protokol mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan ini diakibatkan mulai tumbuhnya jaringan internet secara global. Sehingga mulai banyak bermunculan berbagai jenis protokol yang digunakan pada jaringan internet.

Tujuan awal dibuat protokol adalah untuk kepentingan komunikasi antar peralatan yang dibuat mereka. Masalah terjadi pada saat mencoba untuk melakukan komunikasi antar alat yang dibuat olebh vendor yang berbeda. Masalah ini menjadi awal adanya standar protokol yang dapat menjadi rujukan untuk menghubungkan berapa alat berbeda vendor.

Tetapi, munculnya banyak protokol adalah belum mampunya terkoneksi satu dengan lainnya. Hal ini dikarenakan belum ada standar yang mengatur secara khusus. Jadi protokol yang digunakan pada jaringan sebuah gedung belum tentu bisa berkomunikasi dengan gedung yang lain.

International Standard Organisation (ISO) pada akhirnya membuat standarisasi protokol. Standar tersebut dikenal dengan Open System Interconnection (OSI). Standar ini hanya digunakan sebagai konsep dasar dan preferensi cara kerja protokol. Pada akhirnya protokol TCP/IP digunakan sebagai standa yang diterima dikarenakan banyak pemakaiannya.

Protokol Layer

Model internet protokol ada dua jenis, yaitu OSI Layer dan TCP/IP. Secara sederhana OSI Layer digunakan untuk melakukan sebuah standarisasi proses pembentukan jaringan yang sebelumnya dimiliki oleh masing-masing vendor pembuat jaringan komputer. Sedangkan TCP/IP digunakan untuk komunikasi data dalam proses tukar-menukar informasi di internet.

Kedua model digunakan untuk mengatur standarisasi penggunaan jaringan sehingga antar protokol bisa terkoneksi. TCP/IP dapat diterapkan pada bermacam data-link layers yang mampu mendukung bermacam implementasi hardware jaringan.

Jenis Protokol

Pada jaringan komputer di seluruh dunia, ada beberapa jenis protokol yang digunakan untuk berhubungan. Beberapa jenis protokol yaitu:

TCP/IP

Transmission Control Protocol (TCP) dan Internet Protocol (IP) merupakan standar dari komunikasi data yang dipakai oleh komunitas internet. Standar ini mengatur dalam proses tukar-menukar data atau informasi dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan internet.

User Datagram Protokol (UDP)

User Datagram Protocol (UDP) adalah transport TCP/IP yang dapat mendukung komunikasi yang unreliable, tanpa adanya koneksi antar host di dalam suatu jaringan.

Domain Name System (DNS)

Domain Name Server (DNS) adalah distribute database yang dipakai dalam pencarian nama komputer di dalam jaringan menggunakan TCP/IP. DNS dapat bekerja pada jaringan dengan skala kecil sampai dengan global. Terkadang DNS juga digunakan pada aplikasi yang terhubung langsung dengan internet.

HTTPS

Hypertext Transfer Protocol Secure (HTTPS) adalah protokol komunikasi versi aman dari HTTP yang berasal dari WWW. Protokol ini ditemukan oleh “Netscape Communications Corporation” yang dipakai untuk menyediakan autentifikasi dan juga komunikasi tersandi dan penggunaan dalam komersi elektris.

OSI Layer

OSI Layer merupakan standar komunikasi yang diterapkan untuk jaringan komputer. Standar ini digunakan untuk menentukan aturan sehingga seluruh alat komunikasi bisa saling terkoneksi melalui jaringan internet.

OSI Layer dikembangkan untuk komputer agar dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien. OSI Layer digambarkan sebagai informasi dari suatu aplikasi komputer yang berpindah melalui jaringan internet ke komputer yang lainnya. OSI Layer secara konseptual terbagi ke dalam tujuh lapisan dimana masing-masing lapisan memiliki tugas yang spesifik.

Ketujuh lapisan OSI Layer adalah sebagai berikut:

Application Layer

Layer OSI ini paling berdekatan dengan end user. Layer ini bertanggung-jawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail, dan service lain yang jalan di jaringan, seperti server printer atau aplikasi komputer lainnya.

Presentation Layer

Layer OSI ini bertanggung jawab dalam pengkodean dan konversi data dari application layer. Presentation later bertanggung jawab untuk memastikan semua data yang berasal dari application layer dapat dibaca pada sistem lainnya.

Session Layer

Layer OSI ini mempunyai tugas untuk menentukan bagaimana dua terminal menjaga, memelihara dan mengatur koneksi. Selain itu layer ini berfungsi untuk membentuk, me-manage, dan memutuskan session komunikasi antara entitas presentation layer.

Transport Layer

Layer OSI ini bertanggung jawab untuk membagi data menjadi segmen, menjaga koneksi logika antar terminal, dan menyediakan penanganan error.

Network Layer

Layer OSI ini bertanggung jawab untuk menentukan alamat jaringan, menentukan rute yang harus diambil selama perjalanan, dan menhaga antrian trafik di jaringan.

DataLink Layer

Layer OSI ini mempunyai tugas untuk menyediakan link untu data dan memaketkannya menjadi frame yang berhubungan dengan hardware kemudian didistribusikan melalui media.

Physical Layer

Layer OSI yang terakhir ini bertugas untuk mengirimkan dan menerima data mentah pada media fisik.

Tujuan utama penggunaan OSI Layer adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protokol jaringan dan metode transmisi.

TCP/IP

TCP/IP merupakan standar komunikasi data dari komputer satu ke komputer yang lain di dalam jaringan internet. TCP/IP banyak digunakan oleh komunitas untuk standarisasi komunikasi yang digunakan.

Protokol ini berupa kumpulan protokol (protocol suite) atau kumpulan protokol. Jadi protokol ini tidak dapat berdiri sendiri. Protokol TCP/IP paling banyak digunakan pada saat ini.

Pada TCP/IP terdapat protokol sub yang menangani masalah komunikasi antar komputer. TCP/IP diimplementasikan arsitektur berlapis yang terdiri dari empat lapis, yaitu: Application Layer, Transport Layer, Internet Layer,  dan Network Access Layer

Fungsi Protokol Adalah Membangun Sistem Komunikasi yang Utuh
Protokol sangat dibutuhkan  di dalam jaringan komputer. Baik dalam bentuk layanan, integrasi dengan aplikasi, dan kemudahan bagai pengembangan aplikasi. Setiap protokol tidak mempunyai fungsi yang sama meskipun berada di tingkatan sama. Meskipun begitu ada juga protokol yang mempunyai fungsi yang sama meskipun pada tingkatan berbeda. Protokol saling tergabung untuk membangun sistem komunikasi yang utuh.

Secara umum fungsi protokol adalah untuk menghubungkan antara pengirim dan penerima agar bisa berkomunikasi. Secara lebih khusus, berikut ini adalah fungsi-fungsi dari protokol:

Addressing

Header IP paket mengandung alamat yang memberikan identifikasi ke komputer pengirim dan penerima. Router menggunakan informasi ini untuk menuntun setiap paket melewati network komunikasi dan menghubungkan antara komputer pengirim dan penerima.

Reassembly

Kegunana internet protokol adalah memastikan pesan dipecah menjadi paket. Hal ini dikarenakan sebagian besar pesan terlalu besar untuk dimasukan ke dalam satu paket, dan karena paket tidak dikirimkan dalam urutan yang benar. Paket harus tersusun ulang saat tiba di penerima.

Timeouts

Setiap IP paket mengandung self-destructive counter yang membatasi umur dari paket. Jika paket sudah kadaluarsa, paket dihancurkan sehingga jaringan internet tidak mengalami overloaded dengan paket yang rusak.

Options

IP terdapat fitur tambahan yang mengizinkan komputer pengirim untuk memutuskan paket bagian mana yang didapatkan komputer penerima. Untuk menemukan bagian yang diambil maka perlu ditambahkan keamanan pada paket.

Istilah di Protokol
Istilah-istilah yang harus diperhatikan saat berhubungan dengan protokol adalah sebagai berikut:

Syntax


Merupakan format data atau struktur data yang sudah diubah bentuknya menjadi kode. Sebagai contoh, sebuah protokol sederhana akan memiliki urutan pada delapan bit pertama adalah alamat pengirim, delapan bit kedua adalah alamat penerima dan bit stream sisanya merupakan informasinya sendiri.

Semantics

Digunakan untuk mengetahui maksud dari informasi yang dikirim dan mengoreksi kesalahan yang terjadi dari informasi tadi. Semantics bisa diartikan sebagai setiap section bit.

Timing

Digunakan untuk mengetahui kecepatan transmisi data. Timing juga digunakan untuk mengetahui karakteristik data harus dikirim dan seberapa cepat data tersebut dikirim.

Protokol HTTPS

Protokol HTTPS pasti sudah sering Anda dengar. Kata HTTPS bisa dilihat di browser pada saat mengakses halaman website yang menggunakan SSL. Apalagi HTTPS sudah banyak digunakan di beberapa website.

HTTPS berasal dar Hypertext Transfer Protocol (HTTP) yang merupakan protokol untuk mengatur komunikasi antara client dan server. Sedangkan HTTPS merupakan versi aman dari HTTP biasa.

HTTPS merupakan kombinasi dari komunikasi HTTP biasa melalui Socket Secure Layer (SSL) atau Transport Layer Security (TLS), jadi bukan merupakan protokol yang berbeda. Sehingga, ada dua jenis lapisan enkripsi.

Kombinasi dilakukan untuk menjaga keamanan beberapa serangan pihak ketiga. Biasanya serangan yang dilakukan adalah menyadap informasi dari komunikasi yang terjadi.

DNS

Domain Name System (DNS) pada protokol adalah sebuah sistem yang berfungsi menerjemahkan alamat IP ke nama domain. Jadi, saat host komputer mengirimkan request nama domain dari server, maka DNS yang memetakan ke dalam alamat IP sehingga diketahui host server yang dituju.

Kesimpulan

Hampir semua proses pertukaran informasi antar komputer melibatkan protokol. Hal inilah yang membuat protokol sebagai bagian yang penting untuk diketahui. Perkembangan bermacam-macamnya sistem informasi dan komunikasi saat ini tidak lepas dari peran perkembangan standar protokol.

Protokol adalah aturan yang memudahkan untuk berinteraksi dengan sistem yang lain. Protokol membantu dalam proses pengiriman dan penerimaan data dalam proses komunikasi. Jika tidak ada standar protokol yang digunakan, maka proses pengiriman dan penerimaan suatu data akan sulit bahkan mustahil untuk dilakukan. Dikarenakan pada saat ini berbagai sistem informasi tidak hanya dikembangkan oleh satu vendor saja.
Kuartal lalu, Amazon baru saja membukukan kinerja terbaiknya yang tercatat menghasilkan $29,1 miliar, menandakan pertumbuhan year-on-year sebesar 28%, lebih besar dari proyeksi sebelumnya yaitu $27,99 miliar. Hasil ini menandakan kuartal keempat Amazon berhasil menghasilkan profit secara berturut-turut dan memberikan penghasilan bersih tertinggi di sejarah perusahaan tersebut sebesar $513 juta.

Hasilnya? Harga saham Amazon menembus rekor dengan harga $767,74 per lembar. Selama dua tahun terakhir, saham Amazon berhasil naik lebih dari dua kali lipat, sementara retailer tradisional seperti Macy mengalami stagnansi atau bahkan penurunan. Dan ini hanyalah awal dari keberhasilan Amazon dan runtuhnya model ritel tradisional.

Mengapa ada yang ingin berinvestasi di saham Amazon pada harga yang sedang mahal-mahalnya? Sederhana. Dominasi Amazon dan nilai sahamnya hanya akan terus meningkat dengan adanya pergeseran dari ritel offline menuju e-commerce dalam skala global. Penetrasi e-commerce di Amerika Serikat sendiri saat ini “hanya” 7,7%. Bayangkan berapa kenaikan harga saham Amazon jika jumlah ini menginjak 50%?

Metrik jangka-pendek tradisional menghambat visi strategis jangka panjang bagi retailer tradisional

Ketika berbicara dengan para peritel tradisional di Asia Tenggara tentang melakukan e-commerce, pertanyaan yang selalu muncul adalah “Berapa Biaya Penjualan (Cost of Sales, CoS) untuk berinvestasi dan mengembangkan bisnis e-commerce saya?” Dalam e-commerce dan ruang teknologi, banyak dari kita yang sudah akrab dengan menggunakan metrik seperti biaya akuisisi pelanggan (customer acquisition cost, CAC), nilai pelanggan seumur hidup (customer lifetime value, CLV), dan laba atas investasi (returns of investment, ROI).


Namun, metrik yang paling umum bagi pelaku ritel offline adalah biaya penjualan yang merupakan investasi marketing dibagi dengan pendapatan. Ini adalah persentase dari penghasilan peritel tradisional yang dialokasikan untuk biaya marketing dalam anggaran tahunan mereka.

CoS untuk pengecer tradisional biasanya sekitar 5%, didorong oleh trafik warisan offline dan brand awareness. Bagi e-commerce, terutama untuk beberapa tahun pertama dan tergantung pada seberapa agresif bisnis mengakuisisi pelanggan untuk merebut pangsa pasar, jumlah ini bisa berada di antara 50-150%. Jelas, angka ini jauh lebih tinggi dari yang para peritel tradisional biasa keluarkan dan, sebagai hasilnya, merupakan alasan utama para pelaku bisnis offline batal pindah ke e-commerce.

Untungnya, CoS turun ketika jumlah SKU online mengalami kenaikan online, menghasilkan trafik online yang lebih banyak, ukuran keranjang belanja yang lebih besar, dan pembelian berulang lebih sering. Dalam jangka panjang, saat bisnis ecommerce bisa membangun database pelanggan mereka dan menemukan beberapa cara untuk memonetisasinya (lebih lanjut tentang ini nanti), CoS akan menurun dan berpotensi menjadi sebanding dengan nilai pada channel ritel offline. Data internal aCommerce menunjukkan contoh retaileronline multi-kategori di Thailand memulai dengan sekitar 25% CoS dan kemudian turun ke 5-10% pada akhir tahun pertama dan 5-8% pada akhir tahun kedua.

Sayangnya, sebagian besar peritel tradisional di Asia Tenggara gagal untuk mengadopsi visi jangka panjang dan tidak pernah membuat lompatan awal ke ecommerce. Kurangnya bakat di wilayah ini juga memperburuk masalah karena banyaknya pengecer yang tidak punya pilihan selain untuk menempatkan orang ritel offline ke posisi ecommerce yang pola pikirnya tidak lebih dari musim liburan selanjutnya.

Mengontrol last-mile: Bukan tentang siapa yang menjual produk fisik lebih banyak, namun siapa yang memiliki pelanggan

Pengecer tradisional sering melihat ecommerce hanya sebagai cabang toko lainnya, hanya saja secara online. Pola pikir ini yang mencegah mereka melihat skema besar yang ada di dunia online.

Unilever tidak mengakuisisi Dollar Shave Club (DSC) sebesar $1 miliar untuk pisau cukur yang lebih baik, mereka membeli hubungan langsung yang dimiliki DSC dengan lebih dari tiga juta anggota (didominasi laki-laki) dan potensi untuk menjual kepada mereka produk dan jasa yang berkaitan. Daripada pergi melalui pengecer seperti Walmart, Unilever sekarang bisa menghampiri konsumen secara langsung dengan segala manfaatnya termasuk margin yang lebih tinggi dan wawasan pelanggan yang lebih dalam.

Alibaba tidak membeli Lazada sebagai saluran distribusi untuk produk buatan Cina, mereka membeli hubungan langsung dengan pelanggan dan kekuatan distribusi untuk membawa produk dengan margin yang lebih tinggi dan jasa lainnya seperti pembayaran dan asuransi.

Hanya masalah waktu sebelum Jack Ma membawa kuda trojannya dalam bentuk Ant Finance dan semua produk terkait seperti Alipay (platform pembayaran pihak-ketiga) dan Yu’e Bao (dana bersama online) ke Asia Tenggara. Sepak terjang Alibaba ke dalam asuransi melalui Zhongan dan kerjasama dengan AXA yang baru-baru ini diumumkan menunjukkan masa depan di mana Alibaba bisa meningkatkan pendapatan rata-rata per pengguna melalui menjual produk non-fisik secara online.


Xiaomi sebenernya hampir sama saja dengan memberikan smartphonenya secara gratis dengan menjualnya dengan harga yang sangat murah dan margin yang sangat tipis. Tujuan mereka adalah untuk mengumpulkan basis pengguna yang besar dan memonetisasikannya melalui penjualan produk mereka yang lainnya, mainan mewah, perangkat lunak, serta online dan mobile advertising. Dengan lebih dari 170 juta pengguna pada tahun 2016, Xiaomi memiliki pengguna lebih dari Snapchat (70+ juta) dan hampir menyusul LINE (220 juta).

Peritel internet murni akan membawa permainan mereka ke para peritel tradisional offline



Para peritel tradisional masih percaya bahwa mereka memiliki satu keuntungan yang unik lebih dari para pemain online: toko fisik mereka. Semua hype dan buzz tentang ritel omnichannel menjadi secercah harapan bagi para pemain seperti Macy’s dan Walmart. Bahkan saat Macy’s menutup toko fisiknya, mereka tetap berusaha menunjukkan permainan omnichannelnya dengan mengubah toko-toko yang masih hidup sebagai ruang pameran tempat fulfillment-center mini bagi in-store pickup untuk pesanan online.

Saat ini, perusahaan tidak lagi memisahkan penjualan online dalam pelaporan kepada investor, dengan alasan garisnya telah menjadi kabur antara website dan toko fisik. Walmart, setelah melewatkan perahu ecommerce, telah meningkatkan dua kali lipat usaha omnichannelnya, memperluas layanan beli online dan pick up di toko’ menjadi sekitar 30 pasar di AS.

Sayangnya, bahkan keuntungan tersebut perlahan terkikis oleh para pemain online yang secara cekatan bergerak ke offline, bukan untuk distribusi tetapi lebih sebagai perpanjangan dari merek online mereka.

“Dengan membuka toko fisik, brand meningkatkan kesadaran konsumen dan kemudian trafik situsnya. Para disruptor ini melihat internet sebagai cara untuk membangun bukti dari sebuah konsep dan akses ke modal murah sebelum kemudian melompat ke ritel ” – L2 Inc.

Warby Parker memiliki 12 lokasi ritel di seluruh AS dengan rencana untuk membuka tujuh lainnya. Hal yang sama berlaku untuk Birchbox, penyedia subskripsi online peritel kecantikan yang memiliki toko utama di SoHo, New York dan berencana untuk membuka setidaknya dua lainnya pada akhir 2016. Bahkan Amazon meluncurkan toko fisik pertamanya di Seattle pada akhir tahun 2015 dan toko kedua direncanakan akan dibangun di Southern California.

Bertentangan dengan strategi merchandise ritel tradisional, toko-toko ini biasanya berfokus untuk menampilkan sebanyak mungkin variasi produk mereka, termasuk SKU “long tail” mereka. Tujuannya bukan untuk menjual di toko; namun agar para pelanggan dapat merasakan brand dan produknya sehingga meningkatkan kemungkinan mereka untuk membeli online.

“Toko-toko ini membawa sedikit persediaan fisik dan dirancang untuk membantu pelanggan mencari ukuran yang ideal dan cocok untuk mereka. Pendekatan ini merupakan gema dari website mereka, memberikan setiap satu item kesempatan sendiri untuk bersinar” -Erin Ersenkal, Chief Revenue Officer Bonobos.com

Tidak sulit untuk membayangkan Alibaba dan Lazada membuka toko offline di seluruh Asia Tenggara sebagai channel marketing dan branding mereka. Dengan kurangnya saluran akuisisi pelanggan secara online dan offline dan meningkatkan biaya per klik di pasar negara berkembang di Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia, dan Vietnam, memiliki saluran eksklusif sendiri memberikan keunggulan kompetitif yang kuat lebih dari peritel tradisional maupun pemain online lainnya.

Peran e-commerce bagi pengecer tradisional


Pengecer offline tradisional tersisa dengan dua pilihan jika berbicara tentang adopsi ecommerce:

1. Ecommerce sebagai cabang toko lainnya

Perlakukan toko online seperti toko fisik lainnya dan ukur performanya dengan metrik penjualan yang sama (contoh: 5%), atau dalam istilah Jack Ma, “Ecommerce sebagai makanan penutup, bukan hidangan utama.” Jangan berharap pertumbuhan yang memuaskan dengan pendekatan ini karena metrik jangka pendek tidak bisa dibandingkan dengan investasi awal yang besar di awal. Ancaman jangka panjang di sini adalah bahwa brand yang dijual oleh peritel akan keluar dan pergi langsung ke konsumen untuk mendapatkan margin yang lebih tinggi, data pelanggan, dan transparansi. Langkah Unilever untuk membeli Dollar Shaving Club contohnya, dan pisau cukur hanya awalnya.

2. Ecommerce sebagai saluran untuk memiliki pelanggan

Gunakan ecommerce sebagai sebuah saluran yang scalable dan hemat biaya dalam jangka panjang untuk mendapatkan dan memiliki hubungan langsung dengan pelanggan sendiri. Kemudian, gunakan hubungan ini untuk menjual lebih banyak produk, baik fisik dan non-fisik, terutama produk ber-margin tinggi seperti jasa keuangan (asuransi, pinjaman) dan iklan. Dengan memiliki lebih banyak pelanggan, pengecer meningkatkan daya tawar brand mereka vis-à-vis yang semakin banyak mengambil pilihan untuk memotong pengecer dan pergi langsung.

Tidak semua pengecer di Asia Tenggara menggunakan e-commerce hanya sebagai sebuah cabang toko lain pada umumnya. MatahariMall milik Lippo Group adalah salah satu contohnya. Dengan dukungan yang kuat dan pandangan jangka panjang dari John Riady, pewaris kerajaan Lippo, MatahariMall.com dengan cepat menjadi pesaing nomor satu Lazada di Indonesia. Tidak saja bergerak di ritel, MatahariMall juga akan memberikan jasa pembayaran dan keuangan melalui kemitraan dengan Grab. Di Thailand, Central Group adalah meningkatkan permainan ecommerce dengan mengakuisisi Zalora Thailand dan Vietnam, dan Cdiscount Vietnam.

Ini adalah bukti bahwa untuk bertahan hidup, pengecer offline tradisional seperti Matahari, Central Group, atau The Mall Grup butuh secara sukses menemukan kembali diri mereka untuk mengantisipasi kedatangan para pemain internet lainnya seperti Lazada yang pindah ke wilayah mereka.

Peritel tradisional juga perlu khawatir tentang brand online yang bisa saja keluar dari rangkaiannya dan mengadopsi model langsung ke konsumen mereka, seperti yang sudah terlihat pada Nike. Namun, taruhan terbaik adalah bagi para peritel pintar yang bisa membangun ekosistem mereka sendiri, hubungan pelanggan sendiri (misalnya asuransi, iklan, jasa) yang sebagian besar semakin digital dan memonetisasinya melalui banyak cara serta tidak lagi menjajakan produk dengan margin yang rendah. Kemudian, dan hanya kemudianlah, baru para peritel tradisional sebagai distributor bisa bertahan dari disintermediasi yang dibawa kepada mereka berkat teknologi.
Tak bisa dipungkiri bahwa data-driven decision membantu perusahaan-perusahan besar untuk bermanuver di tengah pasar yang berkembang untuk mendongkrak bisnisnya. Skema yang sama juga bisa diimplementasikan pada startup dengan dampak yang lebih signifikan dengan memanfaatkan data yang lebih terukur dan dieksekusi dengan tepat sasaran.


Segala keterbatasan startup perihal materi, sumber daya manusia, perlahan terkikis jika segala keputusan-keputusan yang dilakukan berdasarkan apa yang memang dibutuhkan. Hal tersebut dapat digali memanfaatkan data terhimpun dari semua aktivitas perusahaan. Jangan hanya karena kekurangan data, atau kasus terburuknya gagal mengolah data, sebuah startup salah menyelesaikan masalah bahkan memberikan solusi yang salah.

Dalam acara berjudul “Hyper-Growth through Data Science”, BukaLapak sebagai salah satu pemain besar di industri startup dan ranah e-commerce tanah air mendorong para penggiat startup untuk mampu memberdayakan data yang ada.

CEO BukaLapak Achmad Zaky akan memberikan pengalamannya dan teknik bagaimana banyak cara bisa dilakukan hanya dengan memanfaatkan data yang berhasil dihimpun. Ia menggandeng Senior Vice President of Growth Freelancer Willix Halim, CEO GNews Yopie Suryadi, dan Data Scientist BukaLapak Teguh Nugraha untuk duduk bersama dalam sesi diskusi ini yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 November mendatang.


Acara ini diselenggarakan tanpa dipungut biaya, untuk keterangan lebih lanjut dan pendaftaran silakan merujuk pada tautan berikut ini.


Lembaga survei GfK memaparkan bahwa Google sebagai mesin pencarian terpopuler berhasil mendefinisikan adanya perilaku baru yang disebut dengan “momen-mikro”. Industry Head Google Indonesia Henky Prihatna kerap menyebutkan bahwa momen ini ialah ketika konsumen menggunakan Internet melalui smartphone untuk dengan cepat memenuhi kebutuhan sehari-hari, contohnya berbelanja online.

“Yang ingin kami garis bawahi adalah bahwa semua journey diawali dari Google. (Pernyataan tersebut) kami dapatkan dari riset konsumen yang mengawali pencariannya dari Google kemudian mereka akan melakukan penjelajahan lebih detail lagi hingga proses transaksi dilakukan,” kata Henky.

Google menunjuk GfK untuk melakukan survei tatap muka dengan 2.500 responden di wilayah Jabodetabek, Bandung, Semarang, dan Surabaya. Pihak penyelenggara survei turut meminta izin kepada 600 peserta untuk melakukan riset lanjutan melalui aplikasi yang diunduh di ponsel. Riset telah dilakukan pada bulan November 2014 hingga Februari 2015 silam


Hasil survei dan riset terbaru ini menunjukkan pemahaman yang diperoleh dari pengguna aplikasi yang tinggal di Jakarta, Bodetabek, Bandung, Semarang dan Surabaya bahwa 61% masyarakat perkotaan memiliki smartphone dengan rata-rata penggunaan lima setengah jam per harinya, sementara waktu puncak penggunaan smartphone terjadi pada malam hari. Perihal frekuensi, konsumen dinilai mengakses hingga 16 aplikasi/situs berbeda sebanyak 46 kali per hari, dan mayoritas dari mereka mengakses aplikasi selama 26 hari setiap bulannya. Hasil riset cukup jelas memproyeksikan bahwa perilaku konsumen saat ini dan dalam waktu ke depan akan lebih banyak dilakukan secara mobile.

Survei ini juga menilai kebiasaan berbelanja online dalam kategori travel, pakaian, dan perawatan rambut. Dari hasil yang dikumpulkan, tercatat beberapa poin penting yakni pendekatan online dan offline yang dinilai memiliki peranan penting bagi konsumen perkotaan, kemudian kombinasi antara mesin pencari (search engine) dan situs ritel/agregator merupakan informasi terpenting dalam tiga kategori tersebut, yang terakhir yang harus diperhatikan adalah hasil survei membuktikan bahwa perjalanan konsumen dalam proses pembelian tidak sederhana atau linear.

“Idealnya adalah bisnis harus diciptakan semudah mungkin untuk konsumen antara online dan offline. Saat ini proses pembelian sangat kompleks, pastikan konsumen menikmati dan mendapatkan pengalaman dengan lancar mulai dari proses awal pencarian hingga pemesanan dan pembayaran,” kata Henky.

Elevenia sebagai partner dari Google turut merasakan manfaat mesin pencarian seperti Google untuk meningkatkan jumlah transaksi di situs online marketplace tersebut. Ditegaskan oleh Vice President Marketing Division Elevenia Madeleine Ong De Guzman, sebanyak 70% konsumen Elevenia merupakan kalangan urban yang telah memiliki penghasilan menengah hingga tinggi dan berasal dari kota Jakarta. Elevenia turut mencatatkan setiap harinya sekitar 40-50% pembelian terbanyak berasal dari kategori fashion saat ini sudah mencapai nilai 15 ribu kali.

“Behaviour dari konsumen di Indonesia saat ini adalah secara mobile diawali dengan mengumpulkan informasi, melakukan perbandingan dan lainnya, ketika sudah diyakinkan dengan data dan detail produk yang ada, mereka akan langsung menggunakan aplikasi untuk melakukan pemesanan,” kata Madeleine.


Situs mobile sebagai rujukan utama

Online marketplace seperti Elevenia saat ini masih menjadi favorit pengguna smartphone untuk sekedar mencari perbandingan harga, produk dan lainnya. Begitu juga dengan travel agregator yang saat ini semakin banyak digunakan oleh pengguna smartphone untuk mencari informasi hingga perbandingan harga seperti misalnya TripAdvisor.

Hal ini tentunya merupakan tantangan bagi para marketer yang ingin menjangkau masyarakat perkotaan dengan kondisi perekonomian yang lebih baik; bagaimana menjadikan sebuah iklan tetap relevan dan berguna untuk konsumen sehingga mereka dapat langsung menemukan jawaban atas kebutuhan setiap kali mereka mencari informasi di smartphone.
Sebuah layanan e-commerce memiliki banyak sekali sumber data yang dapat dipertimbangkan untuk membantu mereka melihat tren dan membuat keputusan-keputusan strategis bisnis mereka. Tidak sedikit pihak yang kesulitan mengintegrasikan berbagai sumber data yang bervariasi, tetapi informasi yang tersirat dari pengolahan big data yang tepat sangat layak untuk menilai perilaku pengguna demi mendorong tingkat konversi penjualan.


Seiring tumbuhnya ekosistem e-commerce di belahan dunia manapun termasuk Indonesia, konsep data mining semakin santer digaungkan hingga ke pihak-pihak yang bahkan secara non-teknis terlibat di dalamnya. Dari penggalian data tersebut, tersaji data yang relatif akurat tentang profil konsumen yang ada dan potensi konsumen yang sangat mungkin diakuisisi.


Dalam implementasinya, tim pengembang Apps Foundry mengakui bahwa big data membantu pihaknya membuat semua keputusan guna pengembangan dari segi bisnis dan produk pada platform e-book SCOOP besutannya.

“Sejauh ini kami sudah mengaplikasikan di bidang analisa customer, analisa operasional, dan analisa inovasi produk dan servis. Masih ada beberapa aspek yang belum diaplikasikan secara optimal dan belum tersentuh, tapi itu hanya masalah waktu dan kedepannya kami akan terus fokus dalam pemanfaatan big data terutama untuk customer dan product,” kata VP of Products Apps Foundry Ellen Nio.

Dongkrak Konversi Penjualan

Berdasarkan riset internal Apps Foundry, platform desktop masih dinilai lebih nyaman bagi para user untuk melakukan pembelian konten mereka. Sementara dari sisi mobile, pengguna di platform iOS cenderung lebih banyak eksekusi pembelian, sedangkan pengguna di platform Android lebih senang membaca konten gratis.

Pernyataan Ellen cukup menguatkan fakta bahwa profil pelanggan mampu menyajikan insight seperti apa harga yang nantinya ditawarkan demi membujuk mereka untuk melakukan pembelian lagi. Metode yang bisa dinilai cukup efektif untuk melancarkan strategi mempertahankan pelanggan, contohnya memberikan keputusan penawaran potongan harga bagi pelanggan tertentu.


Retention Program berdasarkan data pelanggan

Memahami seputar forecasting dan meningkatkan eksekusi penjualan menjadi ide utama dalam pemanfaatan big data di lanskap e-commerce. Inovasi merupakan harga mati bagi setiap bisnis tak terkecuali e-commerce, dalam kasus ini fleksibilitas big data memiliki peran yang tak kalah penting untuk menentukan langkah selanjutnya yakni program retensi.

Big data membuat para pelaku bisnis mampu menentukan pola perilaku yang berguna untuk meramalkan kekacauan lingkungan pasar mereka, dan dengan demikian mampu bertindak memutuskan langkah-langkah pencegahan. Menjaga konsumen agar tetap loyal sebelum mereka beralih ke kompetitor menjadi pekerjaan rumah yang patut diberi perhatian.

CEO Blibli Kusumo Martanto menjelaskan lebih detail peran big data yang diadopsi oleh layanan mereka. Berdasarkan pengakuannya, Blibli mampu melihat kecenderungan pelanggan mereka pada hari-hari tertentu. Hal tersebut yang dimanfaatkan Blibli untuk menggagas promo-promo yang lebih tepat sasaran.

“Karena promo tematik yang spesial hanya ada di Blibli.com (Monday’s Mom Day; Rabu Cantik, Kamis Ganteng dan FWD) adalah hasil dari pemanfaatan big data. Selain itu, dalam penyediaan stok untuk promo spesial serta new product launching, kami lebih bisa melakukan forecast yang lebih tepat. […] Banyak asumsi tentang pasar yang dulu kami miliki ternyata tidak terbukti benar, keberadaan data membuat hal semacam itu dapat diperkecil,” katanya.


Retention Science menuliskan bahwa semakin banyak data yang dikumpulkan dari pelanggan melalui berbagai parameter, yang berupa program loyalitas, pola kunjungan pencarian, histori pembelian, mengizinkan para pemain e-commerce untuk memproses informasi ini guna melaksanakan segmentasi pelanggan dan dengan demikian memancing terciptanya konten dan promosi yang lebih terpersonalisasi.

Mindset dan konsistensi pemanfaatan big data

Kusumo mengklaim bahwa infrastruktur dan SDM sebagai tantangan utama pihaknya untuk mengadopsi peran big data. Mindset dan konsistensi pemanfaatan big data menjadi tantangan yang patut diberi perhatian lebih. Menurutnya dibutuhkan kedisiplinan karena banyak yang hanya mengumpulkan data tetapi enggan memakai dan membacanya. Padahal hal tersebut jelas membantu mengambil keputusan strategis. Untuk menghadapinya perlu pendekatan yang lebih terstruktur.

“Tidak mungkin bagi perusahaan untuk langsung memaksimalkan penggunaan big data. Semua harus direncanakan dengan matang, secara bertahap serta menyediakan infrastruktur yang memadai. Selain itu, kami melihat yang paling penting dalam sukses atau tidaknya sebuah perusahaan untuk memanfaatkan big data adalah dukungan penuh dari top management,” tutup Kusumo.
Di negara berkembang seperti Indonesia, industri usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu tulang punggung ekonomi negara. Pertumbuhan UKM yang meningkat 6% setiap tahun, pertumbuhannya terus didorong oleh banyak pihak, termasuk pemerintah dan lembaga swasta yang kerap melakukan pembinaan dan pendampingan usaha. Walau begitu, dalam perkembangannya tentu tak lepas dari masalah.

Permasalahan yang umum ditemui, banyak dari pelaku usaha masih enggan mengenal teknologi internet untuk mengembangkan usahanya. Padahal pemanfaatan teknologi, informasi, dan jaringan internet semakin mudah dijangkau dan digunakan bahkan untuk orang awam sekalipun.



Masyarakat Indonesia memiliki kreativitas yang beragam, hal itu sangat berpotensi membangun UKM yang memiliki daya saing tinggi. Hanya saja sebagian orang tidak tahu cara membangun suatu produk menjadi dikenal dan punya potensi pasar yang luas dengan pemanfaatan teknolgi internet.

Kondisi tersebut merupakan kesempatan yang kini dimanfatkan oleh para penggiat teknologi yang turut serta membantu para pelaku UKM mengadaptasi layanan berbasis teknologi untuk menjalankan pemasaran secara online, sehingga dari hal ini bisa menciptakan ragam peluang baru yang menguntungkan.

Sebagai salah satu contohnya, jika pelaku usaha memiliki produk sebuah kerajinan tangan yang unik, Mereka bisa menjualnya secara online untuk menjaring lebih banyak pelanggan seperti contohnya dengan memanfaatkan banyak layanan marketplace online seperti; Elevenia, Kaskus FJB, OLX Tokobagus, BukaLapak, hingga CraftLine yang fokus pada layanan jual beli kerajinan tangan.

Pelaku usaha tidak perlu mengerti bahasa pemrograman untuk membuat sebuah situs penjualan, banyak startup lokal yang menyediakan layanan pembuatan website dengan harga yang variatif. Sebut saja Jarvis Store, Sirclo, atau Nurbaya. Dengan begitu, para pelaku usaha cukup fokus pada produksinya saja.

Melihat manfaat yang bisa didapatkan dengan memiliki toko online, tentu saja memberikan tugas baru bagi para pelaku usaha yang masih asing dengan industri ini. Ada baiknya jika para pelaku usaha memiliki sedikit pengetahuan dasar tentang Search Engine Optimizer, keyword, backlink, dan sebagainya.



Karena mempelajari teknologi masa kini bukanlah sesuatu yang percuma, langkah tersebut diharapkan oleh pemerintah demi menghadapi pasar bebas 2015. Walaupun demikian, perusahaan seperti Gopher Indonesia dapat memberikan solusi untuk memacu bisnis digital para pelaku UKM dengan menyediakan layanan advertising yang profesional.

Pertumbuhan positif industri ini jelas memberi prospek yang menjanjikan. Meskipun begitu, pemerintah belum banyak campur tangan langsung menaungi industri digital untuk kelas menengah.
Durasi yang dihabiskan orang Indonesia dalam mengakses internet juga tinggi. Beda piranti gadget yang digunakan ikut memengaruhi berapa lama mereka berselancar di dunia maya. Untuk pengguna PC atau tablet, mereka bisa menghabiskan waktu rata-rata 8 jam 44 menit dengan kecepatan koneksi rata-rata 6,398 kbps. Sedangkan pengguna mobile phone lebih singkat yakni 3 jam 55 menit dengan rata-rata kecepatan 10,899 kbps.

Nggak cuma durasinya yang mencengangkan, intensitasnya juga demikian. Sebanyak 77% menunjukkan bahwa mereka setiap hari mengakses internet, 12% mengaku mengakses setidaknya seminggu sekali, dan hanya 7% yang setidaknya mengakses internet sebulan sekali.


1. Sosial media.


Pengguna sosial media di Indonesia mencapai 106 juta orang atau sekitar 40% dari populasi Indonesia, dengan 92 juta di antaranya menggunakan piranti mobile. Mayoritas mereka mengakses YouTube, Facebook di urutan kedua, kemudian Instagram, Twitter, dan WhatsApp di posisi lima besar.

2. Komunikasi email.


Penggunaan akses internet juga cukup besar untuk keperluan komunikasi jarak jauh, lewat email. Tingkat aktivitasnya mencapai 14% dari populasi untuk pengguna smartphone dalam seminggu dan 7% pengguna PC.

3. Searching.


Pengguna internet di Indonesia juga banyak menghabiskan waktunya untuk browsing atau berselancar menggunakan mesin pencari. Dalam sepekan, angkanya bisa mencapai 32% dari populasi untuk pengguna smartphone dan 12% untuk pengguna PC.

4. Mencari referensi produk.


Ini adalah bukti bahwa bisnis toko online di Indonesia berkembang pesat. Dalam sepekan, ada 9% dari populasi yang menggunakan smartphone untuk mencari informasi suatu produk, dan 3% pengguna PC.

5. Mendengarkan musik.


Sebanyak 6% dari populasi menggunakan internet lewat smartphone untuk mendengarkan musik, dan 2% melalui PC.

6. Menonton video.


Intensitas menonton video menggunakan internet di Indonesia juga tinggi. Mereka menggunakan aplikasi penyedia konten video atau film.
Pada era milenial seperti sekarang ini, semua orang dari segala kalangan sudah melek teknologi. So addictive. Tidak sedikit yang menjadikannya peluang untuk menghasilkan pundi-pundi uang jajan sendiri. Comfort in come. Sosial media, menjadi salah satu faktor sekaligus mobilitas para generasi gen z untuk menunjukkan siapa mereka. Tak akan merugi, selama menyajikan konten yang bernilai positif, bukan menjadi korban teknologi.




Dengan semakin menjamurnya sosial media, julukan-julukan dari sosmed itu sendiri seperti sebuah profesi. Antara lain, Youtuber, Blogger, Vlogger, Selebgram, dan lain-lain, yang didukung oleh para followers-nya menjadikan kesempatan itu semakin luas bagi siapa saja. Role model.


Para tokoh dunia showbiz, pemuka masyarakat, ataupun masyarakat biasa sekalipun. Bisa menjadi seorang Influencer. Tak menutup kemungkinan, demi popularitas di sosial media melakukan hal senekat, seekstrim dan bisa membahayakan diri sendiri. Pity. Sebagai seorang profesional sekalipun, harus berpikir dua kali untuk melakukan adegan yang berisiko.



Kesempatan itu pun didukung dengan datangnya berbagai varian gadget murah dan mudah kita dapatkan. Sehubungan dengan di atas, kita juga harus bijak menyikapi teknologi yang terus berkembang dan juga sosial media di dalamnya. It’s not popularity in come fast. But, you’re must be depend your passion.
Sebagai anak muda yang kecanduan dengan media sosial tentunya menginginkan jaringan yang terbaik, apalagi jika kamu sebagai anak muda kreatif yang melakukan kegiatan di sosial media. Namun, banyak kendala yang dialami sebagian anak muda terkait signal yang kurang bagus.

Nah, saat ini Smartfren sedang menyuarakan mengenai kampanye gerakan sosial bertajuk #Generasi4G. Kampanye ini bertujuan untuk membantu generasi anak muda Indonesia mampu menggali potensi serta kreativitasnya.

“Dengan teknologi 4G LTE  Advanced Smartfren yang memiliki konektivitas sangat cepat dan stabil, kami berharap dapat meningkatkan kreativitas para menunjukkan bagaimana teknologi inu membantu mereka menjadi generasi muda yang lebih baik lagi,” ujar Derrick Surya, VP Brand & Marketing Communication, PT. Smartfren Telecom kepada brilio.net.


Derrick juga mengatakan dengan adanya teknologi 4G LTE, PT.  Smartfen bisa mendukung perkembangan pertumbuhan ekonomi kreatif melalui ide dan inovasi, sehingga dapat menghasilkan produk yang memiliki nilai tambah, serta budaya saing tinggi.


“Generasi muda bisa siap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia di masa depan, khususnya dalam menyambut era Internet of Things (IoT),” tambahnya.
Seiring dengan perkembangan zaman, ponsel pintar atau smartphone semakin banyak digunakan oleh masyarakat dengan berbagai aplikasi pendukung di dalamnya. Namun dengan adanya aplikasi yang semakin banyak tersebut, membuat para penggunanya lebih sering bermain aplikasi seperti sosial media ataupun permainan yang dapat menurunkan produktivitasnya dan bahkan menjurus ke arah yang negatif.

Padahal di awal kemunculannya, smartphone dengan berbagai aplikasi di dalamnya diciptakan untuk membuat penggunanya lebih produktif. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini saya akan membahas 10 aplikasi android yang membuatmu lebih produktif di tahun 2019. Apakah salah satu atau beberapa aplikasi ini sudah ada di smartphone kamu? Yuk mari lihat di bawah ini.

1. Evernote.


Evernote merupakan sebuah aplikasi android pencatat terbaik untuk saat ini. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk membuat, mengatur, dan mengarsipkan catatan yang telah dibuat. Catatan yang dimasukkan dapat diambil dari web internet, tulisan sendiri, ataupun dengan menggunakan tulisan tangan (handwritting).

Selain itu, dengan aplikasi ini juga memungkinkan penggunanya untuk merekam video dan audio, mengambil foto, dan merekam ucapan berupa ide-ide menjadi teks. Catatan yang telah kita buat di aplikasi ini dapat dibagikan kepada pengguna evernote lainnya.

Evernote dapat diunduh secara gratis di google play atau juga dapat belangganan setiap bulannya untuk mendapatkan fitur aplikasi secara sepenuhnya.

2. Any.Do.

Any.Do merupakan aplikasi android yang membuat penggunanya untuk menjaga agar jadwal yang telah dibuat tetap sesuai dengan catatan yang telah dibuat sebelumnya. Selain itu, dengan aplikasi ini kamu juga dapat membuat catatan yang ingin dilakukan (to-do list), membuat catatan, dan membagikannya kepada orang lain.


Keungggulan dari aplikasi ini yaitu tampilannya yang bersih, simpel, dan sederhana, namun tidak mengurangi kelengkapan fitur yang ada. Keunggulan lainnya dari aplikasi ini yaitu dapat disinkronisasikan dengan smartphone, pc, ataupun tablet untuk menjaga jadwal pengguna setiap menitnya.  Any.Do apat diunduh secara gratis di google play.

3. Todoist.


Todoist merupakan aplikasi android yang memungkinkan penggunanya untuk membuat catatan kegiatan yang akan dilakukan dan terdapat pengingat dalam aplikasi tersebut.

Aplikasi ini tidak jauh berbeda dengan Any.Do., namun yang membedakan yaitu walaupun aplikasi ini dapat diunduh secara gratis di google play store, pengguna harus berlangganan setiap bulannya untuk mendapatkan semua fitur yang terdapat pada aplikasi todist.

4. Microsoft Apps (Microsoft Word, Excel, Powerpoint).


Microsoft apps terdiri dari beberapa aplikasi, yaitu microsoft word yang memungkinkan pengguna untuk melihat dan mengedit dokumen, microsoft excel yang dapat digunakan dalam analisis perhitungan dan mengedit spreadsheet, serta aplikasi microsoft powerpoint yang dapat digunakan untuk membuat, mengatur, dan menampilkan presentasi.

Aplikasi ini dapat dikatakan merupakan versi smartphone dari software microsoft word, excel, dan powerpoint yang biasanya sering dijumpai pada komputer atau pc. Ketiga aplikasi ini yaitu microsoft word, excel, dan powerpoint dapat diunduh secara gratis di google play store.

5. CamScanner.


CamScanner merupakan aplikasi android yang dapat mengubah kamera smartphone menjadi pemindai dokumen portabel. Aplikasi ini memungkinkan penggunanya untuk memindai dokumen dengan cara memotret dokumen terebut dan otomatis dokumen yang telah dipindai tersebut akan menjadi file dengan format gambar (JPG) ataupun format PDF yang tersimpan di dalam smartphone pengguna dan dapat dibagikan kepada orang lain.

CamScanner dapat diunduh secara gratis di google play store dan dapat berlangganan premium setiap bulannya untuk menghilangkan iklan dan watermark, serta tambahan fitur seperti pengunduhan otomatis, kolaborasi yang diperluas, dan sebagainya.

6. Trello.


Trello merupakan aplikasi android yang memungkinkan penggunanya untuk berkolaborasi dengan orang lain dalam menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Dengan aplikasi ini, pengguna dapat mengetahui berbagai macam pekerjaan yang dikerjakan, siapa yang mengerjakan, dan sampai mana progres pekerjaan tersebut dikerjakan.



Dalam aplikasi Trello terdapat beberapa bagian, yaitu boards, berupa nama proyek yang dikerjakan, lists yang merupakan kategori dari proyek yang dikerjakan, dan cards yang merupakan detail dari setiap pekerjaan yang dilakukan.

Trello dapat diunduh secara gratis di google play store, namun juga terdapat versi berbayarnya dengan tambahan beberapa fitur.

7. Slack.


Slack merupakan aplikasi obrolan bisnis terbaik untuk saat ini. Aplikasi ini memungkinkan pengggunanya untuk membuat sebuah grup obrolan sesuai dengan proyek atau pekerjaan yang dilakukan.

Selain sebagai media komunikasi dan berkirim pesan secara online, aplikasi ini juga memungkinkan penggunanya untuk melihat proses pekerjaan dalam pengelolaan proyek, berbagi berkas, dan fitur-fitur lainnya. Slack dapat diunduh secara gratis di google play store.

8. IFTTT.


IFFT yang berasal dari kata If This Then That merupakan aplikasi android yang memungkinkan penggunanya untuk mengatur sesuatu yang akan terjadi apabila ada persyaratan tertentu yang memenuhinya. Jadi dapat dikatakan aplikasi ini merupakan aplikasi pengingat atau reminder apps.

Masih belum paham? Contohnya seperti ini misal kamu mengatur di IFTTT-mu ketika smartphone-mu hilang dalam keadaan silent, maka akan otomatis berbunyi 100%, jadi ketika kamu tidak menemukan smartphone-mu dan dalam keadaan silent, maka otomatis smartphone tersebut akan berbunyi 100% sehingga akan lebih mudah ditemukan. IFTTT dapat diunduh secara gratis di google play store.

9. Google Drive.


Masih bingung karena penyimpanan smartphone penuh? Solusinya install saja Google Drive. Aplikasi ini memungkinkan para penggunanya untuk menyimpan berbagai jenis file yang ada. Selain itu, dengan aplikasi ini kamu juga bisa membuat catatan atupun melihat dan menyimpan foto dan video.

Keunggulan dari aplikasi ini yaitu langsung terkoneksi ke dalam internet, jadi ketika smartphone-mu di reset ulang, maka data yang telah kamu simpan di google drive tidak akan hilang. Aplikasi Google Drive dapat diunduh di google play store secara gratis.

10. Forest.


Forest merupakan aplikasi android yang sedikit berbeda daripada aplikasi peningkat produktivitas lainnya di mana aplikasi ini membuat penggunanya untuk tidak menggunakan smartphone-nya. Cara kerja dari aplikasi ini yaitu akan ada tampilan pohon yang muncul dari layar dan ketika timer dipencet (bisa diatur waktunya sesuai keinginan mulai dari 10 menit hingga 120 menit) kemudian smartphone diletakkan.

Tampilan Aplikasi Forest

Ketika smartphone-mu tidak digunakan, maka pohon tersebut akan terus tumbuh hingga besar, namun ketika smartphone digunakan sebelum timer habis, maka pohon tersebut akan mati. Dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini memaksa penggunanya untuk meletakkan smartphone mereka untuk kegiatan yang lebih positif.

Aplikasi ini sangat cocok diterapkan bagi orang yang sudah kecanduan smartphone. Forest dapat diunduh secara gratis di google play store atau pengguna dapat membayar untuk mendapatkan fitur bebas iklan dan penyimpanan pohon di cloud.

Nah, itulah tadi 10 aplikasi android yang dapat membuat teman-teman lebih produktif di tahun 2019 ini. Apakah ada aplikasi yang sudah teman-teman install? Atau belum? Kalau belum buruan install karena gratis dan pastinya akan membuatmu lebih produktif lagi di tahun 2019 ini.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (information dan communication technology/ICT) tidak mungkin bisa dibendung. Maka, tidak ada jalan lain selain turut memaksimalkan ICT untuk meningkatkan nilai dan brand perusahaan atau sebuah produk
.

Tanda-tanda bahwa pengaruh ICT dan dunia digital akan semakin besar sudah terlihat pada 10 tahun terakhir. Perkembangan ini membuat semua pihak, terutama praktisi dan perusahaan media untuk berbenah. Mereka perlu mencari atau menciptakan cara dan strategi agar media yang dikelolanya berkembang seiiring perkembangan ICT dan digital yang harus serius diantisipasi, khususnya media cetak.


Karena ada tren perubahan perilaku masyarakat dalam membaca berita dan artikel. Dari sebelumnya yang terbiasa membaca melalui kertas, beralih ke perangkat gadget. "Perkembangan media online dan digital luar biasa," ujar Adib Hidayat, Pemimpin Redaksi Rolling Stone Indonesia kepada brilio.net, Rabu (18/11).

Menurutnya, konsumen semakin menuntut media untuk bisa dinikmati dengan lebih mudah. Misalnya, saat akan membaca artikel di sebuah media, konsumen tidak ingin ada kendala teknologi. Seperti akses yang lambat dan lainnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah masalah tampilan. Tampilan yang disajikan harus semenarik mungkin agar calon pembaca berminat membaca artikel yang disajikan. Tampilan juga tidak boleh membosankan agar mereka bisa menikmatinya dengan nyaman.



Di samping meningkatkan infrastruktur media, hal lain yang tetap harus diperhatikan adalah konten. Bagaimanapun konten adalah objek yang dijual kepada konsumen. Teknologi media yang bagus dan canggih kurang mempunyai arti jika konten yang disajikan tidak bagus atau tidak mempunyai nilai tambah. "Konten tetap paling penting, karena ini yang dibaca para pembaca," kata Adib.

Adib menyebutkan, peran sosial media juga besar dalam membentuk sebuah brand. Saat ini hampir semua media dan perusahaan telah memanfaatkan sosial media. Mereka berkomunikasi dengan para konsumen melalui media ini. Adib juga mengaku memaksimalkan media sosial untuk meningkatkan brand, termasuk Rolling Stone Indonesia. Di Twitter, akun pribadi Adib (@AdibHidayat) kini memiliki 393.000 follower (hingga 20/11 jam 13.41).

Adib menyebutkan, kadang dia berkicau tentang tema-tema yang akan diterbitkan Rolling Stone Indonesia. Kicauan ini diharapkan bisa memancing ketertarikan follower tentang tema tersebut. Akun resmi Rolling Stone (@RollingStoneINA) juga sering berkicau untuk menyapa para pembacanya. Akun Rolling Stone Indonesia kadang interaktif menjawab berbagai pertanyaan yang masuk, walaupun tidak semua pertanyaan yang ada dijawabnya.

Majalah Rolling Stone Indonesia merupakan salah satu bentuk keberhasilan karir Adib hingga saat ini. Sebelumnya, dia sudah bergelut dengan sejumlah media. Kunci sukses yang menurut Adib dilakukannya adalah dengan banyak bergaul pada semua kalangan dan profesi. Teman dan kolega mungkin pada awalnya tidak mempunyai titik temu dalam hal karir dan profesi. "Pada satu waktu bisa saja kami bisa bertemu pada satu titik yang sama untuk sebuah pekerjaan atau yang lainnya," jelas Adib.

Ke depan, Abid menargetkan akan semakin banyak lagi konsumen Rolling Stone Indonesia. Dia akan terus mengembangkan media ini sehingga semakin disuka masyarakat Indonesia.

Sementara Anda terinspirasi kisah-kisah mereka, ikuti tantangan kami di Facebook untuk mendapatkan kesempatan menjadi bagian dari pasukan Zero to Hero serta memenangkan PC berprosesor Intel Pentium setiap minggunya. Informasi detail silakan
Era teknologi internet membuat dunia 'selebar' layar gadget. Segala informasi dari berbagai penjuru dunia bisa diakses hanya dengan sekali sentuh. Kemudahan ini berimbas pada bidang bisnis. Banyak orang yang mencapai kesuksesan setelah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Tidak saja mereka yang memang produk bisnisnya lekat dengan bidang teknologi ini, melainkan juga bagi mereka yang secara produk tidak ada hubungannya dengan teknologi informasi.

Berikut ini sebagian nama pengusaha yang mampu mengubah jalan usahanya menjadi semakin moncer berkat kemampuannya memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, Senin (21/12). Kamu pun bisa belajar dari pengalaman yang mereka lakukan.

1. Kevin Mintaraga


Penghancur lemak yang ampuh!turun 30 kg hanya dalam 2 minggu
Awalnya dia bekerja pada seorang teman yang bergerak di bidang desain grafis. Dua tahun kemudian, tepatnya pada Maret 2008 setelah merasa dirinya mampu, dia memutuskan membuka usaha sendiri bersama sejumlah temannya dengan mendirikan Magnivate, perusahaan internet advertising di ranah online. Saat ini Magnivate menjadi leader di periklanan digital berbasis online.

Meski sukses, pada 2013 Kevin keluar dari perusahaan itu dan membuat start up baru yaitu Bridestory. Ini merupakan market place untuk jasa weeding. Kini Bridestory sudah hadir di empat negara yaitu Indonesia, Singapura, Australia, dan Filipina. Di Indonesia, Bridestory menjadi pemimpin pasar untuk market place di bidang wedding.


2. Adib Hidayat


Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (information dan communication technology/ICT) tidak mungkin bisa dibendung. Salah satunya yang terdampak adalah perilaku masyarakat dalam membaca berita dan artikel. Dari sebelumnya yang terbiasa membaca melalui kertas, beralih ke perangkat gadget.

Adib Hidayat, Pemimpin Redaksi Rolling Stone Indonesia pun menyiasati kondisi ini. Dia juga terus memaksimalkan media sosial untuk meningkatkan brand, termasuk Rolling Stone Indonesia. Kadang dia berkicau tentang tema-tema yang akan diterbitkan Rolling Stone Indonesia maupun menyapa para pembaca lewat akun Rolling Stone Indonesia.

3. Steve Christian


Steve Christian, Founder KapanLagi Network, menuturkan semua teknologi berbasis internet akan terus mempengaruhi hidup orang banyak. Mulai dari desain sampai pemrograman, maupun analis akan punya peran penting mewujudkan ide-ide kreatif.

Sosok low profile ini mengaku betapa besar pengaruh teknologi internet terhadap ide-idenya dalam berbisnis. "Saya hidup dari teknologi, semua penghasilan yang pernah saya terima dalam 20 tahun lebih saya bekerja adalah karena teknologi," ujarnya beberapa waktu lalu.

Tanpa mengecilkan penemuan di bidang lainnya, bahkan Steve menilai teknologi internet adalah penemuan terbesar abad ini. "Internet membantu saya melahirkan KLN, KapanLagi Network, yang saat ini dibaca oleh sedikitnya 40 juta orang tiap bulannya. Lebih dari 500 tim KapanLagi mendapatkan mata pencaharian dari teknologi kreatif," tutur dia.

4. Siti Juwariyah


Di tengah menjamurnya pelaku bisnis online sekarang, ada salah saatu pelaku yang sukses, dia adalah Siti Juwariyah. Siti banyak memanfaatkan media sosial Instagram @sitijwryh untuk berdagang, setelah pernah mencoba menggunakan blog.

Wanita berkerudung ini mengaku mengoptimalkan promosi bisnis di kemajuan teknologi karena semua orang hampir sudah punya gadget. Bahkan, browsing internet dan sebagainya sudah melalui gadget masing-masing dan sudah jarang yang menggunakan laptop. "Jadi inilah peluang untuk mempromosikan lewat media sosial, dan sangat berimpact besar," jelas Siti.


5. Dara Prayoga


Pemuda 23 tahun asli Bogor ini memang tidak setenar Radiya Dika, tapi ia merupakan salah satu penulis yang karyanya bikin Raditya Dika angkat topi. Bahkan, Raditya Dika kemudian mengajak Dara Prayoga alias Oka untuk bergabung dalam proyeknya.

Kiprah Oka dalam dunia penulisan dimulai dari kebiasaannya menulis blos sejak duduk di bangku Sekolah Menegah Atas (SMA). "Berawal dari Facebook notes, saya terus menjaga konsistensi menulis hingga saat ini," katanya.

Selama ini, Oka menggunakan teknologi tidak hanya sebatas buat membagikan tulisannya, ia juga sering saling berdiskusi dengan pembaca sesuai topik yang dibicarakan di blog. Saat ini Oka sudah berhasil membuat tiga buku, Analogi Cinta Sendiri, Analogi Cinta Berdua dan yang ketiga adalah Back To You.

6. Wina Wilanisa Wirsatyo


Wina (26) merupakan seorang pekerja Public Relation (PR) di sebuah perusahaan multi country, Zeno Group Indonesia. Selama 4 tahun di Zeno Group telah banyak pernghargaan yang diberikan oleh kliennya. Belum lagi, ia juga di dapuk sebagai peraih award karyawan berprestasi Zeno Group dari seluruh cabang di dunia.

Kesuksesannya saat ini bisa ditopang dengan teknologi, ia sangat terbantu dalam hal pekerjaan dengan teknologi yang semakin canggih saat ini. Menurutnya, yang penting hubungan interpersonal dengan manusia yang lain tetap terjaga. Kemampuan teknologi dan interaksi dua arah dengan sesama manusia akan saling mendukung untuk meraih kesuksesan tersebut. "Gunakanlah teknologi dengan apa yang kita perlukan. apa yang benar-benar penting dan kamu butuhkan," tambahnya.

7. Hendy Setiono


Pria ini adalah pemilik Baba Rafi Enterprise. Dia mengawali bisnis kebab turki dari sebuah gerobak, tapi kini telah memiliki sekitar 1.200 gerai, termasuk di luar negeri. Kesuksesan ini dicapai salah satunya berkat teknologi informasi dan komunikasi. Misalnya yang paling kentara adalah dalam hal promosi. "Kita ada pergeseran promosi sekarang lewat digital media, sosial media, jadi lebih terjangkau dari segi biaya. Kita bisa dikenal hingga punya 1.200 gerai karena menggunakan platform internet, sosial media, dan menggunakan online ordering," tuturnya.

Teknologi internet juga memudahkan dalam membuka cabang baru. "Misalnya ketika mau franchise, orang bisa melihat produk kita lewat online dan melakukan aplikasi lewan online juga," jelas dia.

8. Febry Meuthia


Ibu satu anak ini dulunya adalah seorang karyawan di salah satu televisi swasta Tanah Air, keputusannya untuk berhenti dari pekerjaannya tersebut menjadi titik balik kesuksesannya di dunia maya. Febry Muthia baru menggunakan sosial media Twitter pada tahun 2009 lalu, berawal dari programa acara televisi yang ia kerjakan, ia harus bersinggungan dengan sosial media dan berhubungan langsung dengan banyak artis, terutama musisi.

Tak berhenti di situ, Febry yang saat ini tinggal di Bekasi ini kemudian rajin membiasakan diri menulis. Ia merasa kecerewetannya di media sosial menarik banyak pengikut dan banyak juga yang meresponsnya. Beragam topik yang ia lempar di Twitter seperti tentang sepakbola, piknik bareng keluarga, kuliner selalu ramai dibicarakan oleh pengikutnya.

9. Joshua Sudihman


Pemuda usia 23 ini adalah Managing Director KaneKin.co. Alumnus Communitation Design Visual Universitas Pelita Harapan tahun 2010 ini sukses mewarnai kancah media nasional lewat KaneKinMagazine sejak tahun lalu. Dalam satu tahun perjalanannya, KaneKin telah menghasilkan dua majalah berkualitas yang mengangkat brand lokal sebagai kontennya.

KaneKin memuat artikel-artikel menarik, mengulas perjalanan sebuah brand di Indonesia yang dikemas dengan gaya cerita. Penampilan majalah ini makin ciamik dengan dukungan foto-foto berkualitas tinggi sehingga siapapun yang melihatnya akan mengira ini majalah asing. Oplah edisi perdana dan kedua ludes terjual. Malah, permintaan tertinggi justru datang dari luar negeri terutama Amerika Serikat. Pemintaan dari Negeri Paman Sam itu muncul setelah KaneKin memanfaatkan Instagram sebagai media promosi.

10. Jiewa Vieri


Jiewa Vieri (32) awalnya bukanlah seorang ahli dalam bidang review kuliner dan fotografi. Namun berkat kejeliannya, dia kini sukses sebagai penulis review kuliner di inijie.com. Saat ini ia telah memiliki puluhan ribu pengikut di sosial media seperti Twitter, Facebook dan lainnya

Bahkan Jiewa sudah memiliki usaha sendiri yang berhubungan dengan review dan foto tentang kuliner, yaitu ENIJI Studio yang berlokasi di Surabaya. Banyak proyek dari perusahaan besar yang pernah ia tangani. "Pastinya manfaatkan teknologi terbaru, seperti menggunakan laptop terbaik sehingga membantu pekerjaan lebih cepat," tuturnya.

11. Fala Adinda


Ibu satu anak seorang dokter laktasi yang sejak 2008 silam aktif menulis di blog. Berbagai hal dia tulis, terutama catatan keseharian. Gaya bahasanya ringan serta ulasan yang dia goreskan banyak memberikan informasi, meskipun dia enggan menyebut hal itu sebagai informasi. Bahasa yang ringan dan akrab membuat tulisan Fala banyak ditunggu para netizen. "Tulisan saya berisi keseharian, arah buah pikiran. Saya tidak memposisikan diri saya sebagai dokter, tidak juga sebagai ibu. Saya tidak pernah memposisikan diri saya sebagai apapun di situ," ujar Fala.

Kini setelah lebih dari tujuh tahun menulis, Fala tidak hanya mendapatkan banyak teman, namun juga penghasilan. Kini, banyak brand yang mempercayakan produknya untuk dia ulas. Mereka yakin, saat ulasan produk masuk dalam blog Fala, maka akan banyak calon konsumen yang membacanya.

12. Calvin Kizana


Dia adalah sosok di balik aplikasi PicMix. Aplikasi yang diluncurkan pada 2012 itu kini sudah digunakan lebih dari 26 juta orang, tersebar di berbagai negra seperti Afrika Selatan, Nigeria, Venezuela, dan Timur Tengah.

Butuh jalan panjang dan berliku bagi Calvin untuk bisa menciptakan aplikasi fotografi pada perangkat bergerak (mobile gadget) itu. Sebelum menciptakan PicMix, Calvin sudah malang melintang selama belasan tahun di dunia teknlogi informasi (TI). "Kalau bikin produk sendiri lebih leluasa. Keleluasaan itulah yang saya inginkan. Akhirnya kita coba bikin PicMix dan ternyata tumbuh sampai hari ini," katanya.

13. Dwitasari


Sosoknya cukup terkenal di kalangan netizen. Dwitasari sangat santer terdengar, mulai dari kepiawaiannya menulis hingga hal-hal bernada negatif yang menyebutkan dirinya sering copas alias copy paste saat nge-tweet lewat akun @dwitasaridwita. Tapi, terlepas dari itu semua, prestasi gadis belia ini patut diacungi jempol.

Bagaimana tidak, sejak kelas 6 Sekolah Dasar, Dwita sudah senang menulis sastra hingga dia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dwita kemudian banyak menulis lewat blog dan sukses menerbitkan buku. Salah satu judul tulisannya, Cinta Tapi Beda, bahkan diangkat ke layar lebar oleh sutradara Hanung Bramantyo.

14. Ary Mozta


Sosok Ary Mozta (32) sangat familiar di dunia review perangkat teknologi terbaru di tanah air, pria yang sudah sejak 2002 bergelut dengan dunia IT ini dikenal lewat tulisannya yang sangat spesifik tentang teknologi seperti gadget. Melalui blognya mozta.com, Ary berbagi pengalaman pribadinya dalam menggunakan sebuah gadget.

"Tak ada trik rahasia dalam mereview sebuah gadget misalnya, berbagi tulisan di blog sesuai seperti yang saya alami langsung. Intinya jaga keharmonisan dengan pembaca dengan cara tidak malas interaksi, beri saran sesuai pengalaman," katanya.